Malam yang sunyi ini, ku berdiam diri di kamarku yang entah kadang merasa nyaman dan tidak. Entah mengapa, tiba-tiba saja ku ingin menulis...
Menulis semua keluh kesahku, perasaanku dan semua apa yang aku rasakan akhir-akhir ini, Aku pikir mungkin hanya bisa di tuangkan dalam tulisan, karna aku merasa orang lain tidak mengerti apa yang aku rasakan sekarang.
Malam ini aku menulis tepat di jam 00.43 WIB Kota Bandung yang terasa dingin di tengah malam seperti ini, Aku selalu berpikir, terus berpikir dan terus berpikir.. kenapa aku harus merasakan semua ini? apa yang aku lakukan di masa laluku sehingga aku harus merasakannya sekarang? dan apa yang akan terjadi nanti di masa depan? terkadang pikiran itu tidak pernah lepas dariku sebelum aku tertidur lelap.
Rasanya kesedihan itu terus mencekik pada diriku yang lemah ini, saat aku tau.. aku harus berpisah bersama ibuku yang harus berkorban di negeri orang hanya untuk berjuang demi masa depan anaknya. Mungkin orang lain yang selalu melihatku, mereka selalu berpikir aku ini seorang wanita yang selalu terlihat happy, tapi mereka tidak tahu bahwa aku menutupi berjuta - juta kesedihan juga kesepian ini dengan memasang topeng wajah tersenyum dan tertawa yang seakan - akan semuanya terlihat baik - baik saja.
Sepi.. Sunyi.. Sedih.. itu yang selalu aku rasakan di hari demi hari yang aku jalani sekarang, tanpa adanya ibu di sisiku.. tanpa adanya ibu di rumahku.. Rasanya aku begitu iri, saat melihat mereka yang masih bisa mendengar teguran dari ibunya, teriakan dari ibunya, dan mereka yang masih bisa mengeluh pada ibunya. sedangkan aku? entah kapan aku akan merasakan itu lagi.. mungkin aku harus menunggu 4 atau 5 tahun lagi untuk merasakan hari demi hari yang seperti biasanya aku bersama ibuku. Tapi aku bersykur, aku masih bisa melihat ibuku walaupun dari jarak jauh, masih bisa merasakan adanya ibu walaupun ibuku tidak berada di sisiku, dan aku juga bersyukur ibuku masih di beri umur panjang oleh Allah SWT. Walaupun aku harus menunggu yang entah terasa begitu lama untuk bisa kembali di pelukkan seorang ibu yang paling aku sayangi.
Beruntunglah kalian yang masih bisa mendengar suara ibumu, masih bisa mengeluh dengan ibumu, dan masih bisa di bantu dengan ibumu. Dulu, aku merasa jika ada ibu di rumah rasanya begitu kesal dan jengkel karna ibuku terdengar selalu cerewet. Tapi.. sekarang aku begitu menyesal pernah punya perasaan seperti itu saat ibuku masih di sisiku. Sekarang aku merasa begitu sepi, tidak ada lagi wanita yang sabar menghadapiku, tidak ada lagi yang cerewet di rumahku, dan tidak ada lagi wanita yang bisa aku jadikan sandaran saat aku merasa terpuruk dengan dunia luar sana yang begitu kejam.
Kebahagiaan orang tua, kebahagiaan anaknya juga, Begitupun sebaliknya. saat aku melihat ibuku begitu bahagia disana, akupun bahagia saat melihat ibuku merasakannya, walaupun aku tidak tahu apakah di hati kecilnya terdapat kesedihan yang begitu mendalam karna harus terpisah dengan orang-orang yang dicintainya seperti apa yang aku rasakan saat ini? aku tidak tahu.. Aku hanya melihat kalau ibuku bahagia disana, dengan begitu, aku harus ikhlas dan sabar untuk bisa kembali bersama-sama lagi seperti dulu.
Ibuku selalu mengajariku untuk bisa jadi wanita yang sabar, ikhlas dan mandiri. saat ibuku masih di sisiku dia selalu berbicara kepadaku " kalau kamu gak bisa jadi perempuan mandiri gimana kalau mamah udah gak ada ? jadi sekarang kamu harus bisa belajar
semua nya sendiri " itu kalimat yang selalu ibuku lontarkan dan membuat aku merasa untuk bangkit menjadi women independent.
Untuk kalian yang membaca ini, jangan pernah mempunyai rasa kesal ataupun jengkel jika ibumu ada di rumah, dengarkan dan juga lakukan apa yang ibu katakan ke kalian, karna teriakan ibu akan sangat kalian rindukan jika ibumu tidak berada di sisimu, entah ibumu pergi dalam jangka waktu yang lama sehingga kalian harus menunggunya ataupun kembali ke sisi Allah SWT. jadi, mau tidak mau kita harus bisa dan siap untuk menghadapi itu, dan juga kita harus tahu apa yang harus kita lakukan jika mereka sudah tidak berada di samping kita lagi.
Adelia Rianti
8 june 2017
Komentar
Posting Komentar